Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Teh Ayu
● online
Teh Neng
● online
Teh Ayu
● online
Halo, perkenalkan saya Teh Ayu
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Beranda » Blog » Beberapa Masalah dalam Pengelolaan Kelas

Beberapa Masalah dalam Pengelolaan Kelas

Diposting pada 18 Januari 2024 oleh manggustore / Dilihat: 3.634 kali / Kategori:

MANGGUSTORE.COM – Pendidikan merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Pendidikan merupakan usaha sadar dalam proses mendewasakan manusia. Pendidikan selalu berhubungan dengan manusia. Pendidikan dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu keluarga, lingkungan sekitar, dan melalui sekolah. Pendidikan yang dilaksanakan melalui jalur sekolah merupakan pendidikan formal. Sehubungan dengan pelaksanaan pendidikan di sekolah, maka dalam pelaksanaan pendidikan tidak terlepas dari adanya seseorang yang mendidik yaitu guru dan orang yang dididik yaitu peserta didik atau siswa.

Kegiatan guru didalam kelas meliputi dua hal pokok, yaitu mengajar dan mengelola kelas. Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan-tujuan seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan siswa, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran kepada siswa, menilai kemajuan siswa adalah contoh-contoh kegiatan mengajar. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas agar kegiatan mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Memberi ganjaran dengan segera, mengembangkan hubungan yang baik antara guru dan siswa, mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok adalah contoh-contoh kegiatan mengelola kelas.

Masalah Pengelolaan Kelas

Ada dua jenis masalah pengelolaan kelas, yaitu yang bersifat perorangan dan yang bersifat kelompok. Disadari bahwa masalah perorangan dan masalah kelompok seringkali menyatu dan amat sukar dipisahkan yang satu dari yang lain. Akan tetapi, jika kedua jenis masalah pengelolaan kelas tersebut akan menjadi sebuah hal yang bermanfaat apabila guru ingin mengenali dan menangani permasalahan yang terjadi di dalam kelas tersebut.

BACA JUGA:

Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran

Masalah Individu

Masalah individu sendiri masih digolongkan menjadi beberapa bagian.Sesuai dengan pendapat Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel; Ahmad Rohani (2004) membedakan empat kelompok masalah pengelolaan individual.Masalah individual dikelompokan menjadi empat, yaitu:

  • Tingkah laku menarik perhatian orang lain

Tingkah laku destruktif (mengganggu ketenangan) pencari perhatian terbagi kepada dua bagian, yaitu penarik perhatian yang aktif, dan pasif. Penarik perhatian yang aktif dapat dijumpai pada siswa yang suka pamer, suka melawak, membikin onar, memperlihatkan kenakalan, terus-menerus bertanya, tingkatnya rewel. Tingkah laku perhatian yang pasif dijumpai pada siswa yang malas, terus-menerus meminta bantuan orang lain.

  • Tingkah laku mencari kekuasaan

Tingkah laku pencari kekuasaan hampir mirip dengan siswa pencari perhatian tetapi lebih mendalam. Siswa pencari kekuasaan yang aktif dapat dikenali seperti: suka mendekat, berbohong, menampilkan adanya pertentangan, tidak mau melaksanakan tugas dan menunjukkan sikap tidak patuh secara terbuka. Siswa pencari kekuasaan yang pasif tampak pada siswa yang amat menonjolkan kemalasannya, sehingga tidak melakukan apa-apa sama sekali, tipe seperti ini amat pelupa, keras kepala, dan secara pasif memperlihatkan ketidakpatuhan.

  • Siswa yang menuntut balas dendam

Siswa yang memiliki masalah ini ini ditandai dengan frustasi yang amat mendalam dan tidak menyadari bahwa ia sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti orang lain. Perilaku siswanya ditunjukkan dengan keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit, menendang) terhadap sesama siswa petugas atau penguasa ataupun terhadap binatang. Siswa penuntut balasan yang aktif sering disebut siswa yang ganas dan kejam, sedangkan siswa penuntut balas pasif dikenal sebagai siswa yang pencemberut atau suka menentang.

  • Memperlihatkan ketidakmampuan

Siswa yang memperlihatkan ketidakmampuan pada dasarnya merasa amat tidak mampu berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya (yaitu rasa memiliki) dan bersikap menyerah terhadap tantangan yang menghadangnya, bahkan siswa ini menganggap bahwa yang ada di hadapannya hanyalah kegagalan yang terus-menerus. Perasaan tanpa harapan dan tidak tertolong lagi ini biasanya diikuti dengan tingkah laku mengundurkan atau memencilkan diri. Sikap yang memperlihatkan ketidak mampuan ini selalu berbentuk pasif.

Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran

Buku pengelolaan kelas dalam pembelajaran ini membahas peluang dan problem madrasah, kinerja guru di madrasah, keterampilan dasar mengajar guru, konsep dasar pengelolaan kelas di madrasah, faktor penghambat dan pendukung pengelolaan kelas, pendekatan pengelolaan kelas, prosedur dan rancangan pengelolaan kelas, peran wali kelas dalam pengelolaan kelas, model pembelajaran menggembirakan, media pembelajaran yang optimal, serta kompilasi hasil penelitian pengelolaan kelas.

BELI BUKUNYA DI SHOPEE

Masalah Kelompok

Permasalahan pengelolaan kelas yang tergolong masalah kelompok terbagi kepada 7 bagian, yaitu:

  • Kekurangan kekompakkan

Kekurangan kekompakan ditandai dengan adanya kekurang cocokan di antara para anggota kelompok. Konflik antara siswa dari yang berjenis kelamin atau suku berbeda termasuk ke dalam kategori kekurang kompakan. Siswa-siswa di kelas seperti ini akan merasa tidak senang dengan kelompok kelasnya sehinga mereka tidak merasa tertarik dengan kelas yang mereka duduki itu. Para siswa tidak saling membantu.

  • Kekurang mampuan mengikuti peraturan kelompok

Perilaku kelas ini muncul apabila siswa tidak lagi mematuhi aturan atau tata tertib kelasnya. Contoh-contoh masalah ini ialah berisik, bertingkah laku mengganggu padahal pada waktu itu semua siswa diminta tenang, berbicara keras-keras atau mengganggu kawan padahal waktu itu semua siswa di minta tenang bekerja di tempat duduknya masing-masing, dorong mendorong atau menyela waktu antri di kafetaria, dan lain-lain.

  • Reaksi negatif terhadap sesama kelompok

Reaksi tersebut dapat terjadi apabila ekspresi yang bersifat kasar dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima oleh kelompok itu, anggota kelompok yang menyimpang dari aturan kelompok, atau anggota kelompok yang menghambat kegiatan kelompok. Anggota kelompok dianggap “menyimpang” ini kemudian “dipaksa” oleh kelompok itu untuk mengikuti kemauan kelompok.

  • Penerimaan kelompok atas perilaku menyimpang

Perilaku ini terjadi apabila kelompok mendorong timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang berperilaku menyimpang dari norma-norma social pada umumnya. Contoh: perbuatan memperolok-olokkan atau membuat lawakan lucu dengan cara menggambar “lucu” tentang guru.

Buku Pengelolaan Pendidikan ini menguraikan prinsip dasar dalam manajemen pendidikan, pengelolaan unit pendidikan, manajemen kelas, pengelolaan kurikulum, pengelolaan peserta didik, manajemen staf pendidik dan kependidikan, pengelolaan fasilitas dan infrastruktur pendidikan, pengelolaan keuangan pendidikan, hubungan sekolah dengan masyarakat, kepemimpinan pendidikan, manajemen peningkatan kualitas pendidikan, supervisi pendidikan, dan pemasaran pendidikan.

Buku Pengelolaan Pendidikan ini menguraikan prinsip dasar dalam manajemen pendidikan, pengelolaan unit pendidikan, manajemen kelas, pengelolaan kurikulum, pengelolaan peserta didik, manajemen staf pendidik dan kependidikan, pengelolaan fasilitas dan infrastruktur pendidikan, pengelolaan keuangan pendidikan, hubungan sekolah dengan masyarakat, kepemimpinan pendidikan, manajemen peningkatan kualitas pendidikan, supervisi pendidikan, dan pemasaran pendidikan.

BELI BUKUNYA DI SINI

  • Kelompok mudah terganggu dalam kelancaran kegiatan

Kelompok mereaksi secara berlebihan terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak berarti atau bahkan memanfaatkan hal-hal kecil untuk mengganggu kegiatan kelompok itu. Contoh: siswa menolak untuk melakukan karena beranggapan guru kurang adil.

  • Kelompok protes tidak mau melakukan kegiatan

Perilaku kelompok ini tergolong yang paling rumit, baik pernyataannya dinyatakan secara terbuka, ataupun secara terselubung. Contoh: permintaan penjelasan yang terus-menerus tentang suatu tugas, kehilangan pensil, lupa mengerjakan pekerjaan rumah, tidak dapat mengerjakan tugas karena gangguan keadaan tertentu, dan lain-lain merupakan contoh-contoh protes atau keengganan bekerja. Pada umumnya protes dan keengganan seperti itu disampaikan secara terselubung dan penyampaian secara terbuka biasanya jarang terjadi.

  • Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan

Perilaku ini terjadi apabila kelompok mereaksi secara tidak wajar terhadap peraturan baru atau perubahan peraturan, penggantian guru, penggantian anggota kelompok, dan lain-lain. Siswa menganggap perubahan yang terjadi sebagai ancaman terhadap keutuhan kelompok.

Tags: ,

Bagikan ke

Beberapa Masalah dalam Pengelolaan Kelas

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Beberapa Masalah dalam Pengelolaan Kelas

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Periksa
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: