Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

Teh Ayu
● online
Teh Neng
● online
Teh Ayu
● online
Halo, perkenalkan saya Teh Ayu
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Kontak Kami
Member Area
Rp
Keranjang Belanja

Oops, keranjang belanja Anda kosong!

Beranda » Blog » Pengaruh Budaya Tionghoa di Nusantara

Pengaruh Budaya Tionghoa di Nusantara

Diposting pada 13 Desember 2023 oleh manggustore / Dilihat: 955 kali / Kategori:

MANGGUSTORE.COM – Kedatangan orang-orang etnis Tionghoa ke Indonesia pada awalnya, mereka pertama kali masuk yaitu hanya ke wilayah Pulau Jawa. Masuknya orang-orang etnik Tionghoa ke Indonesia, otomatis kebudayaan setempat lambat laun akan terpengaruhi oleh kebudayaan etnik Tionghoa. Ada beberapa kebudayaan yang dibawa oleh orang etnik Tionghoa yang masuk ke Indonesia.

Menelusuri Jejak Islam di Cina A

Bahasa

Bahasa orang-orang Tionghoa dalam berbahasa memiliki dialek-dialek yang berbeda. Namun pada umumnya orang-orang keturunan Tionghoa yang sudah lama bergaul dengan masyarakat pribumi biasanya menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa yang sehari-hari digunakan. Sedangkan, kebanyakan dari orang Tionghoa totok menggunakan bahasa atau dialek asing. Di Indonesia, dewasa ini semakin banyak perguruan tinggi yang memiliki jurusan sastra Mandarin. Banyak sekolah dari jenjang TK hingga SMA kini juga menawarkan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran pilihan. Para guru mengakui, banyak muridnya mempelajari bahasa Mandarin karena tuntutan sekolah. Meningkatnya minat mempejari bahasa Mandarin, sebetulnya tidak lepas dari gencarnya Pemerintah Tiongkok menawarkan beasiswa untuk mempelajari bahasa Mandarin dan bahkan menuntut ilmu di jenjang yang lebih tinggi di China (Arif Budiman, 2020).

Sumber: nubandung.id

Bangunan Masjid berlatar Tionghoa

Masjid Al Imtizaj Cikapundung merupakan masjid bergaya arsitektur Tionghoa yang didirikan di Kota Bandung pada 2010. Kata “imtizaj” yang menjadi nama masjid tersebut memiliki arti “pembauran” atau dalam Bahasa Tionghoa disebut dengan “ronghe.” Masjid ini merupakan akulturasi dari tiga budaya, yaitu Islam, Tionghoa, dan Arab. Percampuran ketiga budaya ini dapat dilihat dari tampilan masjid, seperti:

  1. Warna dominan merah dan kuning, yaitu warna keberuntungan dalam kebudayaan Tionghoa.
  2. Interior masjid yang didesain sedemikian rupa sebagai tempat ibadah umat muslim.
  3. Pengaplikasian ornamen-ornamen kaligrafi bahasa Arab yang menghiasi setiap sisi masjid.

Masjid Muhammad Ceng Hoo atau yang lebih dikenal dengan Masjid Cheng Ho merupakan sebuah masjid yang berdiri di Kota Surabaya pada 2003. Masjid ini merupakan satu dari bukti akulturasi Tionghoa-Indonesia. Masjid Cheng Ho dinamai demikian sebagai bentuk penghormatan pada Laksamana Cheng Ho yang berasal dari Cina dan beragama Islam. Tokoh Laksamana Cheng Ho, datang ke Indonesia bukan hanya untuk berdagang, tetapi juga menjalin persahabatan dan menyebarkan agama Islam. Dari luar, arsitektur masjid ini sangat kental dengan budaya Tionghoa. Beberapa orang mungkin salah mengira masjid ini sebagai kelenteng karena tampilannya begitu kental dengan budaya Tionghoa. Ciri khas Tionghoa sangat terlihat pada tampilan luar masjid ini, mulai dari warna yang dominan merah, emas, dan hijau hingga atap yang berbentuk seperti pagoda (Yonanda Nancy, 2021)

Sumber: wikimedia.org

Seni Pertunjukan

Seni pertunjukkan Tiongkok juga banyak berkembang di Indonesia. Seperti teater, musik, ataupun seni tari Tionghoa sangatlah berkembang. Teater Tiongkok yang dapat kita nikmati di Indonesia ada wayang potehi. Wayang potehi adalah salah satu jenis wayang khas Tionghoa yang berasal dari Tiongkok bagian selatan. Lalu, sektor musik ada gambang kromong, yang merupakan sejenis orkes perpaduan antara gamelan dengan alat-alat musik Tionghoa, seperti sukong, tehyan, dan kongahyan. Sedangkan seni tari ada beberapa macam, yaitu barongsai dan liang liong. Keduanya sama-sama tarian tradisional. Namun, jika barongsai menggunakan sarung yang menyerupai singa dan liang liong adalah tarian yang memainkan naga-nagaan dengan belasan tongkat (Rafi Ahmad Fauzi, 2022).

Sumber: indonesiakaya.com

Nusantara Zaman Peradaban Islam A

Buku ini sengaja diberi judul Nusantara Zaman Peradaban Islam sebagai penegasan bahwa Islam dan pemerintahannya pernah berjaya di negeri ini, membawa masyarakat Nusantara ke zaman yang lebih modern dan beradab, seperti yang dikatakan oleh Prof. Ricklefs. Landasan utamanya yaitu kebebasan masyarakat Nusantara pada saat itu dalam menuntut ilmu, berbeda dari zaman-zaman sebelumnya. Buku ini memuat tabel kronologis dan kausalitas peristiwa sejarah.

BELI BUKU INI

Daftar Pustaka

Fauzi, Rafi Ahmad. 2022. “Pengaruh Budaya Tiongkok ke Indonesia dari Makanan hingga Arsitektur.” Dikutip dari https://edukasi.okezone.com/read/2022/11/08/624/2703502/pengaruh-budaya-tiongkok-ke-indonesia-dari-makanan-hingga-arsitektur. Pada 27 Juni 2023.

Nancy, Yonanda. 2021. “Contoh Akulturasi Budaya Tionghoa dan Indonesia.” Dikutip dari https://tirto.id/apa-saja-contoh-akulturasi-budaya-tionghoa-dan-indonesia-gbrS. Pada 27 Juni 2023.

Budiman, Arif. 2020. “Bahasa Mandarin Makin Populer di Indonesia.” Dikutip dari https://www.voaindonesia.com/a/bahasa-mandarin-makin-populer-di-indonesia-/5627047.html. Pada 27 Juni 2023.

Tags: , ,

Bagikan ke

Pengaruh Budaya Tionghoa di Nusantara

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Pengaruh Budaya Tionghoa di Nusantara

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Periksa
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: