Beranda » Blog » Mengapa Kita Menyukai Makanan Pedas? Fakta dan Teori di Balik Kelezatan Pedas

Mengapa Kita Menyukai Makanan Pedas? Fakta dan Teori di Balik Kelezatan Pedas

Diposting pada 31 Agustus 2024 oleh manggustore / Dilihat: 30 kali / Kategori:

Makanan pedas menjadi nikmat bagi banyak orang di seluruh dunia, tetapi ilmuwan belum sepenuhnya memahami mengapa manusia dengan senang hati mengonsumsi makanan yang menyebabkan iritasi, ketidaknyamanan, bahkan rasa sakit. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang dikenal dengan kemampuannya untuk dengan sukarela mengonsumsi makanan pedas. Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan fenomena ini, mulai dari perilaku pencari sensasi hingga adaptasi evolusi dalam mencari makanan yang dapat mengurangi patogen.

Rasanya makanan pedas adalah hasil interaksi genetika, budaya, ingatan, dan kepribadian, sebuah desain kompleks yang baru-baru ini mulai dipahami oleh para ilmuwan. Dalam konteks ekstrem, ada kontes makanan pedas di mana pesertanya bersaing melawan Carolina Reaper, cabai terpedas di dunia. Dengan rata-rata mencapai 1.641.183 SHU (Scoville Heat Units), Carolina Reaper lebih dari 250 kali lebih pedas daripada cabai jalapeno. Inilah yang mendorong para ilmuwan untuk bertanya, mengapa?

Mengapa makanan pedas bisa dinikmati oleh orang di seluruh dunia, bahkan jika makanan itu menyebabkan rasa pedih dan iritasi? Alasan di balik preferensi ini menjadi semakin menarik. Ada juga yang tidak menyukai makanan pedas. Pasalnya, makan makanan pedas bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan, yang memunculkan pertanyaan: Apa yang membuat makanan tertentu menjadi pedas, dan mengapa hanya sebagian orang yang menyukainya?

BACA JUGA:

Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan

Pedas berkaitan dengan sensasi suhu, itulah sebabnya mengapa rasa pedas tidak termasuk dalam daftar rasa klasik bersama dengan asam, pahit, manis, asin, dan umami. Selain reseptor rasa, lidah juga memiliki berbagai reseptor suhu, beberapa di antaranya diaktifkan oleh makanan pedas untuk menciptakan sensasi terbakar. Jadi, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa makanan India atau Thailand memberikan sensasi “panas.”

Zat kimia “pedas” yang membuat lidah terbakar disebut capsaicin. Zat ini berasal dari cabai, yang menghasilkannya sebagai metabolit sekunder untuk melindungi diri dari pemangsa. John Hayes, direktur Sensory Evaluation Center di Penn State, menjelaskan bahwa cabai mengandung capsaicin untuk menahan pemangsa, sehingga tidak dimakan oleh hewan lain. Dengan demikian, capsaicin menjadi sumber kenikmatan pedas yang dinikmati oleh manusia.

Bagi mereka yang menyukai makanan pedas, sensasi pedas adalah pengalaman yang memuaskan. Beberapa teori mencoba menjelaskan mengapa beberapa orang menikmati makanan pedas, salah satunya adalah kecenderungan mencari sensasi atau rasa nikmat dalam rasa sakit yang terkandung dalam makanan pedas. Faktanya, makanan pedas dapat merangsang pelepasan endorfin di otak, yang dapat memberikan perasaan senang dan euforia kepada yang mengonsumsinya.

Dengan pertanyaan-pertanyaan ini, fenomena kelezatan pedas menjadi misteri menarik yang terus diteliti oleh para ilmuwan. Mengapa kita menikmati makanan pedas mungkin belum sepenuhnya terpecahkan, tetapi satu hal yang pasti, makanan pedas adalah kelezatan yang terus mendebarkan lidah dan hati manusia di seluruh dunia.

Makanan pedas telah menjadi nikmat bagi banyak orang di seluruh dunia, meskipun ilmuwan belum sepenuhnya memahami mengapa manusia senang mengonsumsi makanan yang menyebabkan iritasi dan rasa sakit. Kehadiran capsaicin dalam makanan pedas, yang berasal dari cabai, memainkan peran utama dalam menciptakan sensasi pedas. Meskipun beberapa orang mungkin merasa makanan pedas sebagai pengalaman yang menyakitkan, bagi sebagian lainnya, sensasi pedas memberikan kepuasan dan bahkan dapat merangsang pelepasan endorfin di otak, memberikan perasaan senang. Fenomena kelezatan makanan pedas tetap menjadi misteri menarik yang terus diteliti oleh ilmuwan. Sebuah pertanyaan tetap: mengapa manusia menikmati makanan pedas masih belum sepenuhnya terpecahkan, tetapi makanan pedas tetap menjadi sebuah kelezatan yang mendebarkan lidah dan hati manusia di seluruh dunia.

Referensi

Coffey, Donavyn. 2023. “Why do People Like Spicy Food.” livescience. Rubrik Berita. Edisi Selasa, 23 Mei. https://www.livescience.com/ Senin, 16 Oktober 2023, 15:02.

Dickinson, Kevin. 2022. “Why do People Like Spicy Food.” bigthink. Rubrik Berita. Edisi Senin, 23 Mei. https://bigthink.com/ Senin, 22 Agustus 2023, 15:04.

Supriatin, Titim., Panduan Praktikum Biokimia, Penerbit Manggu.

Sumartini, Nenden., Panduan Praktikum Biokimia, Penerbit Manggu.

Tags:

Bagikan ke

Mengapa Kita Menyukai Makanan Pedas? Fakta dan Teori di Balik Kelezatan Pedas

Saat ini belum tersedia komentar.

Silahkan tulis komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Mengapa Kita Menyukai Makanan Pedas? Fakta dan Teori di Balik Kelezatan Pedas

Produk yang sangat tepat, pilihan bagus..!

Berhasil ditambahkan ke keranjang belanja
Lanjut Belanja
Periksa
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: