Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

● online 6282116932476

● online 6282116932479
● online
- Practical Grammar: Grammar Book Special Edition
- Landasan Pendidikan untuk Guru dan Calon Guru Dile
- Metode Pembelajaran Kooperatif Learning Tipe STAD
- Protein Pangan-Yudi Garnida
- Pengelolaan Karakter Mahasiswa berbasis Multi Inte
- Pengantar Manajemen Pemasaran
- Konsep, Paradigma, dan Implementasi Pariwisata Ber
- Antologi Puisi Kalam dari Arafah
Konflik 3 Kerajaan Wangsa Mataram
Konflik antara Mangkubumi dengan Pakubuwono III dan VOC telah diselesaikan melalui Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755 dengan hasil memecah wilayah Mataram menjadi dua yaitu Yogyakarta di bawah kekuasaan Mangkubumi yang bergelar Hamengkubuwono I dan wilayah Surakarta yang dikuasai Pakubuwono III.
Begitupula konflik antara Pakubuwono III, VOC, dan Mangkubumi dengan Raden Mas Said juga telah diakhir dengan Perjanjian Salatiga 17 Maret 1757 dengan penyerahan 4000 karya tanah Yogyakarta maupun Surakarta dengan berdirinya Kepangeranan/Kadipaten Mangkunegaran dengan Mas Said sebagai penguasanya bergelar Arya Mangkunegara I. Akan tetapi, hubungan antara ketiga kerajaan tersebut sering memanas dan berujung konflik.
Konflik yang terjadi di masing-masing perbatasan kerajaan tersebut seringkali memperkeruh hubungan dan mengundang VOC untuk campur tangan sebagai penengah dengan politik veerdel en heers. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, wilayah ketiga kerajaan tersebut pasca Perjanjian Giyanti dan Salatiga tidak didasarkan pada kenampakan alam yang jelas.

Nusantara Zaman Peradaban Islam
Hubungan darah dan kedekatan politiklah yang menjadi dasar penentuan wilayah, sehingga banyak wilayah batas kerajaan tumpang tindih dengan kerajaan lain. Meskipun konflik tersebut dapat diatasi dengan Perjanjian Semarang pada Semarang 1774, konflik perbatasan masih sering terjadi puncaknya adalah Pemberontakan Raden Ronggo Prawirodirjo di Madiun yang salah satunya disebabkan oleh konflik perbatasan Madiun yang merupakan wilayah Yogyakarta dengan Ponorogo yang merupakan wilayah Surakarta seperti di Sakedok dan Ngebel.
Konflik ketiga kerajaan trah Mataram ini juga didasari oleh beberapa tindakan penguasa. Pada masa Sultan Hamengkubuwono
I berkuasa, pernah ada usaha untuk menyatukan Surakarta dan Yogyakarta melalui jalur pernikahan, Raden Mas Sundoro yang dikhitankan pada 1759 akan dijodohkan dengan putri dari Pakubuwono III.
Mendengar kabar tersebut Nicholas Hartingh kemudian menganjurkan Sunan Pakubuwono III untuk menikahkan putrinya dengan anak Adipati Madura, mengingat hubungan Surakarta dengan Madura belum membaik. Saran dari Hartingh tersebut sebenarnya bertujuan agar Mataram tidak bisa bersatu dalam satu dinasti kembali.
Lain halnya dengan Mangkunegara I yang pernah menikah dengan GKR Bendara yang merupakan anak Hamengkubuwono I yang meminta cerai karena ia merasa disakiti oleh Mangkunegara I. Pada saat Sultan Hamengkubuwono I, BRM Sundoro, dan GKR Bendoro sedang berkunjung ke Surakarta untuk melamar anak Pakubuwono III, Mangkunegara I menghina Sundoro dan Bendoro. Hinaan tersebut terdengar oleh Hamengkubuwono I dan ia berniat untuk menyerang Mangkunegaran, akan tetapi niat tersebut diurungkan.
Buntut dari kisah cinta tersebut, dendam antara Mangkunegaran dengan Yogyakarta terus memuncak. Di samping itu, politik pelarian warga Kadipaten Mangkunegaran ke wilayah Yogyakarta. Pihak Kesultanan Yogyakarta mengatakan bahwa warga Mangkunegaran yang lari ke wilayahnya untuk mencari perlindungan dari kekerasan pihak kadipaten, sebaliknya Mangkunegaran menuduh Kesultanan menghasut warganya untuk berpindah ke wilayahnya.
BACA JUGA
3 Kerajaan di Pulau Jawa
Puncak dari konflik ini adalah keikutsertaan Pangeran Prangwedana dan pasukan Mangkunegaran dalam penyerangan Keraton Yogyakarta tahun 1812 yang turut merampok kekayaan keraton dan membunuh Senapati Yogyakarta, Tumenggung Sumodiningrat.
Selain konflik dengan Mangkunegaran, Yogyakarta juga mempunyai hubungan yang kurang harmonis dengan Kasunanan Surakarta. Setelah Sunan Pakubuwono III mangkat, anak sulungnya bernama BRM Subadya diangkat menjadi Susuhunan Pakubuwono IV pada 28 Desember 1788 M, 4 tahun sebelum BRM Sundoro diangkat menjadi Hamengkubuwono II.
Dia adalah seorang raja muda yang sangat anti terhadap penjajah. Sedari muda dia hidup di lingkungan santri dan mistik di Pesantren Tegalsari Ponorogo, sebuah pesantren yang menjadi tempat para bangsawan Surakarta untuk belajar agama. Ia bertekad agar dirinya bisa menjadi pemimpin tidak saja dibidang politik tetapi juga bidang agama.
Subadya muda sudah menyadari bahwa asal mula kemerosotan rakyat Jawa ialah karena penjajahan orang Eropa, sehingga Eropa yang kafir harus diusir dengan Perang Suci. Karena prinsip tersebut, Pakubuwono IV segera mengganti para penasihat kerajaan dengan para santri teman dekatnya sewaktu mondok di Tegalsari diantaranya Raden Santri dan Brahman.
Pada Juli 1789, Pakubuwono IV mengumumkan kepada seluruh bangsawan Surakarta agar bersiap untuk melancarkan Perang Sabil melawan VOC. Mendengar kabar tersebut residen VOC di Surakarta segera melobi bantuan dari Mangkunegaran dan Yogyakarta. Adipati Mangkunegara I bersedia membantu VOC, begitupun Sultan Hamengkubuwono I yang mengirimkan Notokusuma, Ngabehi, dan Sundoro untuk membantu VOC.
Pasukan Yogyakarta kemudian bergerak dari keraton menuju Delanggu, Laweyan, kemudian Mangkuyudan. Pasukan gabungan telah berhasil mengepung Keraton Surakarta pada 22 Agustus – 17 November 1790 dan Sunan Pakubuwono IV menyerah dengan memberikan 7 penasihat-penasihat santrinya kepada VOC pada 26 November 1790 dan selanjutnya mereka dibuang ke Cylon.
Mengetahui keterlibatan Yogyakarta dalam menggagalkan usahanya untuk melawan VOC, Sunan Pakubuwono IV menaruh benci, khususnya kepada BRM Sundoro yang dimungkinkan akan bertahta sebagai Hamengkubuwono II. Menurutnya, Sundoro adalah saingan yang bisa menggagalkan usahanya untuk menyatukan wilayah Mataram yang telah terpecah.
Sumber: Rizky Budi Prasetya Sulton, GEGER SEPEHI DAN PENGARUH INGGRIS DI KESULTANAN YOGYAKARTA 1812-1816 M, Penerbit Manggu: Bandung. Hal 29-32.
Tags: kerajaan trah Mataram, Kerajaan Wangsa Mataram, Konflik 3 Kerajaan Wangsa Mataram, Pakubuwono, Perjanjian Giyanti, Raden Mas Said, VOC, Wangsa Mataram
Konflik 3 Kerajaan Wangsa Mataram
Kehidupan politik di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan ‘trend’ yang terjadi di dunia global. Pascareformasi, terdapat pergeseran yang sangat signifikan... selengkapnya
Teknologi telah menjadi bagian integral dari hampir semua aspek kehidupan kita, termasuk dunia kerja. Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM) bukanlah... selengkapnya
MANGGUSTORE.COM – Halo, guys! Pernah merasa grogi atau kurang percaya diri ketika harus berbicara dalam bahasa Inggris? Jangan khawatir, kalian... selengkapnya
Industri musik Korea Pop (K-Pop) telah berkembang pesat dan merambah ke berbagai penjuru dunia, mempengaruhi tidak hanya dunia musik, tetapi... selengkapnya
MANGGUSTORE.COM – Kewirausahaan dapat memberikan kesejahteraan dalam kehidupan. Baik kehidupan dirinya, keluarga, dan masyarakat dengan merintis suatu usaha. Produk yang... selengkapnya
Inovasi memiliki peran sentral dalam memacu perkembangan ekonomi dan sosial suatu negara. Artikel ini akan membahas peran penting masyarakat dalam... selengkapnya
Agama Islam Agama Islam, ibadah adalah kunci utama dalam mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah mencakup serangkaian aktivitas yang melibatkan pengorbanan,... selengkapnya
MANGGUSTORE.COM – Agar dapat menyediakan layanan terbaik bagi konsumen dan menghadapi risiko-risiko di gudang, perusahaan sedianya harus melakukan perencanaan gudang... selengkapnya
Proses berduka adalah pengalaman emosional yang rumit dan unik bagi setiap individu yang menghadapi kehilangan. Tahap-tahap duka, atau “Stage of... selengkapnya
MANGGUSTORE.COM – Berjualan dianggap hal yang sepele oleh sebagian orang. Padahal, di balik semua kemudahan itu pasti ada kesulitan. Semua... selengkapnya
Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang gaya bahasanya sangat dipengaruhi oleh irama, rima, serta penyusunan larik dan bait…. selengkapnya
Rp 15.000 Rp 20.000Penyuluhan pertanian memiliki peran vital dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani, serta dalam memperkenalkan inovasi dan praktik bertani yang lebih… selengkapnya
*Harga Hubungi CSHematologi merupakan salah satu studi kesehatan yang fokus mempelajari darah beserta gangguannya. Buku panduan pratikum ini memandu praktikan dalam pemeriksaan… selengkapnya
Rp 63.000 Rp 70.000Buku “Political Marketing: Strategi Pemasaran dalam Mempengaruhi Keputusan Pemilih“ adalah panduan yang komprehensif tentang bagaimana pemasaran dapat digunakan sebagai alat… selengkapnya
Rp 81.900 Rp 91.000Sistem Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk… selengkapnya
Rp 63.000 Rp 70.000Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan; Wawasan Dasar Bermasyarakat,Berbangsa, dan Bernegara Pengarang: Dr. Mochamad Zakaria, S.I.P., M.Si. Editor: Aep S. Hamidin ISBN:… selengkapnya
Rp 67.500 Rp 75.000Buku Asuhan Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir ini disusun untuk membantu para petugas kesehatan maupun mahasiswa sehingga memperoleh… selengkapnya
Rp 135.000 Rp 150.000Ilmu Pendidikan Islam merupakan sebuah studi tentang proses pendidikan yang berdasarkan nilai – nilai filosofi ajaran Islam, dengan al-quran dan… selengkapnya
Rp 75.000Kewirausahaan dalam bidang kesehatan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dalam bidang kesehatan, baik berupa produk, jasa, atau… selengkapnya
Rp 108.000 Rp 120.000Pengantar Studi Islam (PSI) merupakan mata kuliah yang mempelajari dan mendalami tentang metode-metode untuk melakukan studi Islam atau penelitian tentang… selengkapnya
Rp 58.500 Rp 65.000
Saat ini belum tersedia komentar.